Industri Telekomunikasi Siap Masuki Era Layanan Data

SIARAN PERS
Jakarta, 13 Januari 2012

Industri Telekomunikasi Siap Masuki Era Layanan Data

Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) memprediksi tahun 2012 sebagai tahun layanan data. Operator seluler akan berupaya menghadirkan berbagai layanan nilai tambah/ Value Added Service (VAS) untuk mengkompensasi stagnannya pertumbuhan dalam layanan voice dan SMS.
Secara umum, ATSI mencatat bahwa selama tahun 2011, kendati secara persentase pertumbuhan cenderung stagnan, namun tetap terjadi pertumbuhan customer base pengguna selular Indonesia. Hingga akhir 2011, jumlah pelanggan selular di Indonesia mencapai lebih dari 250 juta. Dari jumlah pelanggan sebesar itu, kontribusi terbesar masih diberikan oleh pelanggan prabayar yang mencapai lebih dari 95 persen.
 ATSI: Ketua Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) Sarwoto Atmosutarno (tengah) bersama para pengurus ATSI yang terdiri dari para pimpinan operator telekomunikasi di Indonesia seusai konferensi pers mengenai paparan awal tahun 2012 di Jakarta, (13/1). ATSI berkomitmen mendorong bangkitnya industri kreatif yang sehat serta kokoh agar mampu melahirkan inovasi produk, aplikasi, dan konten bermanfaat sesuai kebutuhan masyarakat di era beyond telecommunications.
Jumlah pelanggan layanan data dan broadband juga meningkat signifkan dibanding periode yang sama pada tahun 2010. Rata-rata industri mencatat pertumbuhan lebih dari 100 persen pelanggan broadband yang hingga akhir tahun lalu jumlahnya berada dalam kisaran angka lebih dari 70 juta pelanggan.
Peningkatan jumlah pelanggan data ini diimbangi peningkatan jumlah Base Transceiver Station (BTS), baik untuk 2G maupun 3G. Hingga akhir tahun lalu terdapat lebih dari 97 ribu BTS dimana lebih dari 22 ribu diantaranya merupakan BTS 3G (node B). BTS ini tersebar di berbagai daerah dan melayani lebih dari 95 persen populasi rakyat Indonesia.
“Melihat kenyataan bahwa jumlah pelanggan yang melebihi jumlah penduduk, serta cakupan jaringan ke seluruh Indonesia, kami dapat mengatakan bahwa penetrasi industri telekomunikasi selular Indonesia hampir mencapai 100 persen, berhasil membuka akses telekomunikasi bagi rakyat Indonesia,” ujar Sarwoto Atmosutarno, Ketua ATSI.
Kesuksesan penetrasi ini juga tercermin dalam angka pemakaian percakapan suara (minutes of usage), frekuensi pesan pendek (SMS), dan trafik layanan data selama 2011 yang mencapai lebih dari 180 miliar menit percakapan, 260 miliar unit SMS dan 27 ribu terabyte transaksi data.
Berbagai kondisi di atas mendorong pendapatan rata-rata tiap pelanggan (ARPU) sekitar Rp 20 ribu. Industri juga telah membelanjakan investasi modal (Capex) total sebesar lebih dari Rp 30 triliun dengan lebih dari 90 persen diperuntukan bagi upaya peningkatan jaringan dan layanan data.
“Berbekal pencapaian selama tahun 2011 lalu, ATSI memandang tahun 2012 dengan optimistik dan memprediksi bahwa industri akan lebih memfokuskan diri kepada layanan broadband,” ujar Sarwoto. Untuk itu, maka ATSI mendorong operator seluler untuk mengembangkan berbagai inovasi layanan terkait data, atau Value Added Services. 
“Fokus kepada peningkatan jumlah customer base akan mulai bergeser kepada peningkatan dalam penggunaan layanan, atau user base. Hal ini mutlak diperlukan jika industri selular ingin mempertahankan kontribusinya bagi perekonomian nasional dan menciptakan efek broadband economy,” lanjut Sarwoto.
Dinamika yang terjadi atas layanan konten, terkait keluarnya aturan regulator yang melakukan reset atas layanan SMS premium pada akhir tahun lalu, dan kemudian diikuti upaya peningkatan dan perbaikan atas sistem layanan SMS premium oleh seluruh operator, diperkirakan akan mulai mengembalikan kepercayaan pelanggan. 
ATSI sendiri senantiasa mendorong dan memberikan dukungan atas keberadaan industri kreatif yang sehat serta kokoh agar mampu melahirkan inovasi produk, aplikasi, dan konten bermanfaat sesuai kebutuhan masyarakat di era beyond telecommunications saat ini.